Masih inget dengan salah satu adegan ketika Rangga dan Cinta menonton teater boneka dalam film ada apa dengan cinta 2 ? Film yg konon bikin Baper banyak orang ini menyisipkan satu kisah roman berjudul “Secangkir Kopi dari Playa ” yang dibawakan oleh Papermoon Puppet Theater di Jogja, kisah ini mengambil latar belakang peristiwa 1965 diangkat Dari kisah nyata eksil yang kini tinggal di Kuba sebagai ahli metalurgi, dia Tak bisa pulang ke Indonesia setelah 1965 karena peristiwa politik di Indonesia saat itu.
Kisah ini mengenai Widodo Suwardjo atau pak wi. Pemuda kelahiran 2 September 1940 tersebut, bergelut di Fakultas Teknik Sipil UGM. Dia mencintai seorang perempuan dan berencana menghabiskan sisa hidup bersamanya. Namun, suatu hari Wi mendapat kehormatan dari Soekarno untuk melanjutkan studi S2 di Institut Metalurgi Baja di Moskow, Uni Sovyet. Rasa bangga menyeruak di dada Wi. Antara gembira sekaligus sedih karena artinya dia harus pergi berpisah dengan kekasihnya. Namun, WI berjanji dengan memberikan perempuan itu cincin bahwa ia akan pulang untuk menikah dengannya setelah studinya selesai. Awal-awal Wi berada di sana, mereka masih menjalin komunikasi melalui surat. Tapi apa daya, komunikasi mereka harus berakhir karena putusnya hubungan antara Indonesia dengan apa pun yang berbau komunis. Pak Wi juga kehilangan warga negara. Gejolak hebat di dada Wi bergemuruh. Dia tidak dapat pulang ke rumahnya karena peristiwa tersebut. Terlebih sedih lagi karena dia tidak dapat menjumpai kekasihnya. Tahun demi tahun berlalu dan sang kekasih akhirnya menerima pinangan laki-laki lain. Waktu membuat Wi menjadi tua, namun cintanya abadi bagi kekasihnya. Mereka kehilangan kontak, karena Tak kunjung ada kabar pada akhirnya kekasihnya itupun menikah dengan laki-laki lain.
Selama 40 tahun berlalu,Pak Wi tetap memilih tidak menikah, demi memenuhi janjinya pada kekasih. Ketika orde baru runtuh, dia akhirnya berhasil memperoleh visa dan pulang ke Indonesia sampai akhirnya dia mendapatkan paspor untuk pulang. Meskipun telah memiliki suami, sang kekasih tetap mengingat Wi di setiap cangkir kopi yang diteguknya. Begitupun Wi, dia sampai menelusuri kembali jalan-jalan dengan bus yang pernah diarungi bersama sang kekasih. Dengan sebongkah harapan suatu saat akan menjumpai kekasihnya. Namun, di akhir cerita mereka tidak juga berjumpa. Sedih banget.. Tragedi Politik memisahkan cinta mereka.
Menurut Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi, penggagas Papermon Puphet Theater, mengungkapkan ini adalah sebuah cara lain untuk melihat sejarah peristiwa 1965.
Mira Lesmana menjadikan kisah ini sebagai salah satu pesan idealisme dalam AADC 2 disamping pesan Soal Jogja Ora Didol yang dibawakan oleh Kill the DJ ataupun pertanyaan Rangga pada Cinta soal Pemilu kemarin milih siapa.
Dari kisah “Secangkir Kopi dari Playa” kita belajar bahwa Lelaki sejati itu akan memegang teguh janjinya, maka beruntunglah kalian yang telah menemukan pasangan yang Mau mengucap Janji suci, dan berkomitmen akan janji itu.