Cakrapedia,-
JAKARTA,KOMPAS.com – Pameran lukisan koleksi Istana Negara RI kini bisa Anda nikmati segera di Galeri Nasional Indonesia. Pameran dengan tema “Goresan Juang Kemerdekaan : Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia” yg diselenggarakan akan 2-30 Agustus 2016 terbuka buat umum dan sama sekali tidak dipungut biaya.
(Baca: Sepanjang Agustus, Lukisan Istana Negara Dipamerkan di Galeri Nasional )
Menurut kurator pameran, Mikke Susanto ada lima lukisan ikonik yg ada baiknya Anda perhatikan secara seksama di pameran tesebut.
“Dilihat dari perspektif histori, ini yg paling gigantis maknanya. Ada berlapis-lapis makna. Lima karya ini menjadi utama dengan kualitas cerita yg bermacam-macam, tak cuma sesuatu cerita,” kata Mikke.
Guna menghindari plagiarisme, Kompas Travel tidak menayangkan foto lukisan tersebut secara seksama, berikut kisah lima lukisan tersebut:
1. Raden Saleh – Penangkapan Pangeran Diponogoro
Ini adalah adalah lukisan tertua yg dipajang dipameran Goresan Juang Kemerdekaan.
“Dibuat tahun 1857, lukisan ini sebenarnya terinspirasi dari lukisan pelukis Belanda, Nicholaas Pienemaan berjudul Penyerahan Diri Dipo Negoro kepada Letnan Jendral H.M de Kock. Ini versi dari Pangeran Diponegoro yg dibuat Raden Saleh. Tak menyerahkan diri, tapi ditangkap,” kata Mikke.
Mikke menjelaskan, lukisan ini memiliki banyak unsur semiotik yg sengaja dimunculkan oleh Raden Saleh. Misalnya ada tiga orang dengan wajah Raden Saleh sendiri, yg digambarkan sebagai pengikut Pangeran Diponegoro.
Ada pula anatomi tubuh Jendral de Kock yg digambarkan kerdil, tidak simetris dengan kepalanya yg besar, ada juga ekspresi dan sikap tubuh Pangeran Diponogoro yg seperti menantang. Dari segi teknis, Mikke menyampaikan bila detail lukisan Raden Saleh ini sangat luar biasa.
“Coba perhatikan itu ada cincin batu akik, bahkan ada kemilau dari hiasan jas hasil permainan cahaya,” kata Mikke.
2. Soekarno – Rini
Ternyata Soekarno memiliki bakat yang lain yakni melukis. Presiden pertama RI ini melukis potret seorang wanita yg bernama Rini ketika ia beristirahat di Istana Presiden Tampak Siring, Bali. Menurut Mikke sampai sekarang tidak ada yg tahu siapakah Rini dalam lukisan Soekarno.
“Ada yg bilang Rini wanita Jawa karena berkebaya dan mengenakan jarik batik, ada juga yg menyebut wajah Rini adalah gabungan wajah wanita Sasak dan Jawa. Namun dari segi teknik ini di atas rata-rata. Sulit melukis potrait dengan sudut tiga perempat. Dari anatomi tubuh seperti tangan seperti itu juga sulit, dan dari segi warna hijau, hitam, dan sephia adalah kesatuan,” kata Mikke.
3. S Sudjojono – Kawan Kawan Revolusi
“Kawan-kawan Revolusi” disebut Mikke sebagai salah sesuatu lukisan favorit Soekarno.
“Soekarno nampak sangat bersemangat seandainya bercerita tentang lukisan ini. Itu diabadikan oleh fotografer Perancis Henry Cartier Bresson,” kata Mikke.
Lukisan ini adalah potret para pejuang kemerdekaan dan simpatisan pejuang. Salah sesuatu pejuang di dalam lukisan ini adalah Bung Dullah, pejuang yg berhasil mengebom empat tank Belanda dengan mengikatkan sejumlah bom di pinggangnya.
“Lukisan ini pernah ditusuk bayonet ketika agresi militer kedua di Yogyakarta, kemudian direstorasi kembali,” kata Mikke.
4. Henk Ngantung – Memanah
Tak seperti medium lukisan lainnya yg memakai kanvas atau kain, lukisan Henk Ngantung ada di papan triplek. Kondisi lukisan ini telah rusak, meskipun begitu memiliki nilai sejarah yg luar biasa.
“Lukisan Memanah Henk Ngantung dipakai sebagai latar pembacaan proklamasi oleh Soekarno. Tangan kanan pemanah dilukis dari model tangan Soekarno sendiri,” Jelas Mikke.
Henk Ngantung pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 1964-1965. Henk dipilih Soekarno agar Jakarta dipimpin oleh seseorang yg memiliki perspektif humanis yg berbeda. Hingga akhirnya Henk harus mundur karena termasuk sebagai wakil rakyat fraksi Parta Komunis Indonesia ketika itu.
5. Diego Rivera – Gadis Melayu dengan Bunga
Rivera adalah suami dari pelukis ternama Frida Kahlo. Lukisan ini sebenarnya adalah lukisan yg dilindungi oleh undang-undang Meksiko dengan aturan tidak boleh dibawa keluar Meksiko.
Entah bagaimana Soekarno bisa merayu presiden Meksiko ketika itu, Lopez bagi memboyong lukisan tersebut ke Indonesia. Hingga ketika ini lukisan-lukisan Rivera dianggap sebagai aset bangsa Meksiko yg bernilai luar biasa.
Sumber: http://travel.kompas.com